Nilai Unggul Model Pendidikan SMP Berbasis Pesantren

Nilai Unggul Model Pendidikan SMP Berbasis Pesantren

Oleh: Muhamad A. S.

Pendidikan dari perspektif Islam, sebagai proses hidup yang panjang dan sebagai fungsi pendidikan agama Islam, pendidikan harus berusaha untuk mengajar dan membantu siswa memperoleh berbagai aspek pengetahuan dalam parameter Islam melalui penggunaan kurikulum yang dirancang dengan baik (Hashim & Langgulung, 2008).

Pendidikan di pesantren disebut asli dan khas Indonesia. Hal ini karena pendidikan pesantren tidak ditemui di negara-negara selain Indonesia. Institusi pendidikan serupa pesantren banyak ditemui di masyarakat Hindu-Budha di India, Myanmar, dan Thailand. Pesantren pun diyakini sebagai pendidikan asli Indonesia yang lahir dari proses akulturasi berbagai kebudayaan Indonesia sendiri (Direktorat PSMP Dirjen Mandikdasmen, 2010). Dalam rangka membangun karakter santri, lembaga pendidikan pesantren menerapkan berbagai macam metode. Pengajaran manual dalam bentuk bandungan, sorogan serta hafalan telah mengantarkan santrinya untuk sanggup menghadapi berbagai macam persoalan sosial (Fikri, 2012).

Ciri khas pondok pesantren setidaknya ada lima komponen dasar, yakni kyai, santri, masjid, pondok, dan kitab kuning. Kelima komponen dasar inilah yang membedakan pesantren dengan lembaga pendidikan lainnya. Seiring dengan perkembangan zaman, pesantren pun telah mengalami perkembangan (Direktorat PSMP Dirjen Mandikdasmen, 2010). Boarding school adalah lembaga pendidikan dengan sistem asrama yang mana lembaga pendidikan memberikan fasilitas tempat belajar sebagaimana lembaga pendidikan pada umumnya, dan asrama sebagai tempat tinggal peserta didik, serta fasilitas lain yang dapat menunjang proses pendidikan (Arifin, 2013).

SMP Berbasis Pesantren adalah program yang digulirkan oleh Direktorat Pembinaan SMP, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan Nasional pada tahun 2008 yang lalu. Secara umum, pesantren dan sekolah merupakan satuan pendidikan yang masing-masing memiliki keunggulan yang berbeda satu sama lain. Ketika berjalan sendiri-sendiri ada potensi dan kekuatan pendidikan yang tidak terpadukan. Sehingga lahirlah gagasan untuk menggabungkan kekuatan pendidikan yang komprehensif. Lahirnya program SMP Berbasis Pesantren didasari keinginan untuk memadukan keunggulan sekolah dengan keunggulan pesantren. Sekolah dikenal unggul di bidang sains, teknologi, dan berbagai pengetahuan akademik umum lain. Sedangkan pesantren unggul dari sisi iman dan takwa (imtak)-nya (Direktorat PSMP Dirjen Mandikdasmen, 2010).

Usaha yang dilakukan oleh pesantren dalam rangka mewujudkan perannya sebagai lembaga pendidikan yang memadukan pendidikan umum dan materi madrasah, maka lembaga pendidikan memadukan kurikulum pemerintah dan kajian-kajian keagamaan tradisional. Para kyai menilai bahwa komponen tambahan berupa pendidikan dalam rangka pengembangan karakter adalah suatu hal yang sangat prinsip dan penting. Dengan memberikan pengajaran materi umum, pelajaran agama, dan pendidikan karakter, pesantren menciptakan dirinya sebagai lembaga pendidikan di Indonesia yang modern (Lukens-bull, 2000).

Keberadaan SMP Berbasis Pesantren ditujukan untuk meningkatkan integrasi antara nilai-nilai kepesantrenan dengan nilai-nilai yang ada di SMP. Prinsip dasar SMP Berbasis Pesantren adalah: 1) Pengintegrasian intelligence quotient, spiritual quotient dan emotional quotient; 2) Pengembangan konsep totalitas; 3) Berwatak plural dan multicultural; 4) Tidak diskriminatif; 5) Berwawasan keunggulan local, regional dan internasional; 6) Kesadaran hak azasi manusia; 7) Penguasaan kitab kuning; 8) Pengembangan pendidikan kecakapan hidup; 9) Sekolah sebagai pendekatan satuan pendidikan; 10) Proses pembelajaran terpadu (totalitas); 11) Sistem pengasuhan; dan 12) Sistem pembelajaran memberikan perlakuan khusus terhadap peserta didik yang memiliki kemampuan di atas rata-rata (Direktorat PSMP Dirjen Mandikdasmen, 2010).